Selasa, 15 Januari 2008

Tanaman Tembakau

Tumbuhan herba semusim yang ditanam untuk mendapatkan daunnya. Tumbuhan ini termasuk dalam famili Solanaceae. Daun-daunnya digunakan untuk membuat rokok dan cerut.

g.tembakau1.jpg (129281 bytes)
Pokok Tembakau

Ia boleh tumbuh dalam keadaan iklim yang berlainan. Suhu yang panas dan lembap dengan hujan sepanjang masa, semasa sedang tumbuh adalah bersesuaian. Di masa menuai pula, musim kering adalah perlu supaya daun-daun yang bermutu boleh didapati. Pemilihan jenis baja amatlah penting bagi tanaman tembakau. Daun-daun tembakau yang bermutu hanya boleh dihasilkan di kawasan-kawasan tertentu sahaja. Jenis yang sama jikalau ditanam di kawasan yang mempunyai tanah yang berlainan boleh menghasilkan mutu daun yang rendah.

Tanah liat yang padat serta subur boleh menghasilkan daun-daun tembakau yang lebar saiznya. Ia lebih tebal dan kasar serta sesuai untuk membuat cerut dan tembakau paip. Tetapi tanah peroi serta berhumas pula boleh menghasilkan daun-daun bersaiz kecil serta lembut dan sesuai untuk membuat tembakau rokok. Pokok-pokok tembakau subur boleh hidup dengan ketinggian sehingga 2m. serta kelebaran daun 30sm. - 40sm. lebar dan 50sm. panjang.

tembakau6.jpg (39136 bytes)

Tembakau

Daunnnya mestilah berwarna perang muda atau kuning keemasan dan mempunyai bau wangi, rasa sedap serta dapat mengeluarkan asap berasid. Daun sedemikian rupa perlu mengandungi banyak karbohidrat dan sedikit amida. Dengan menggunakan baja yang mengandungi sedikit nitrogen, banyak fosfat dan kalsium. Sebaliknya daun-daun yang digunakan untuk membuat tembakau cerut mestilah mempunyai warna perang tua, mengeluarkan asap beralkali dan mempunyai urat-urat daun yang halus.

tembakau.jpg (77301 bytes)

Ladang Tembakau

Senin, 14 Januari 2008

Tanaman Kopi

Biologi Tanaman Kopi

Sistem Percabangan

Kopi (Coffea spp) adalah species tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai tinggi 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing. daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang, dan ranting-rantingnya. Kopi mempunyai sistem percabangan yang agak berbeda dengan tanaman lain. tanaman ini mempunyai beberapa jenis cabang yang sifat dan fungsinya agak berbeda.

Sistem Perakaran

Meskipun kopi merupakan tanaman tahunan, tetapi umumnya mempunyai perakaran yang dangkal. Oleh karena itu tanaman ini mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah perakarannya tidak di beri mulsa.

Secara alami tanaman kopi memiliki akar tunggang sehingga tidak mudah rebah. Tetapi akar tunggang tersebut hanya dimiliki oleh tanaman kopi yang bibitnya berupa bibit semaian atau bibit sambungan (okulasi) yang batang bawahnya merupakan semaian. Tanaman kopi yang bibitnya berasal dari bibit stek, cangkokan atau bibit okulasi yang batang bawahnya merupakan bibit stek tidak memiliki akar tunggang sehingga relatif mudah rebah.

Bunga dan Buah

Tanaman kopi umumnya akan mulai berbunga setelah berumur ± 2 tahun. Mula-mula bunga ini keluar dari ketiak daun yang terletak pada batang utama atau cabang reproduksi. Tetapi bunga yang keluar dari kedua tempat tersebut biasanya tidak berkembang menjadi buah, jumlahnya terbatas, dan hanya dihasilkan oleh tanaman-tanaman yang masih sangat muda. Bunga yang jumlahnya banyak akan keluar dari ketiak daun yang terletak pada cabang primer. Bunga ini berasal dari kuncup-kuncup sekunder dan reproduktif yang berubah fungsinya menjadi kuncup bunga. Kuncup bunga kemudian berkembang menjadi bunga secara serempak dan bergerombol.

Perkebunan

Ilmu: BUDIDAYA TANAMAN KAKAO
PERSIAPAN NAUNGAN DAN PANGKASAN BENTUK

PENDAHULUAN
Kakao (Theobroma cacao, L) merupakan salah komoditas perkebunan
yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat
berbunga dan
berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan
harian
atau mingguan bagi pekebun.
Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan tropis di Amerika
Selatan. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian
bawah
hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar.
Oleh karena
itu dalam budidayanya, tanaman kakao memerlukan naungan.
Sebagai daerah tropis, Indonesia yang terletak antara 6 LU – 11 LS
merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Namun setiap jenis
tanaman mempunyai kesesuian lahan dengan kondisi tanah dan iklim
tertentu,
sehingga tidak semua tempat sesuai untuk tanaman kakao, dan untuk
pengembangan tanaman kakao hendaknya tetap mempertimbangkan
kesesuaian lahannya.
Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka
walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao
tetap
diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik,
pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.
Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan
tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting
yang
perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.

PERMASALAHAN
Pengembangan tanaman kakao, budidayanya memerlukan naungan.
Tanpa persiapan lahan dan tanpa persiapan naungan yang baik,
pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.
Tanaman penaung yang biasanya digunakan adalah Moghania
macrophylla sebagai penaung sementara dan, Lamtoro atau Glirisidia
sebagai
penaung tetap, yang tidak memberikan manfaat ekonomis secara
langsung bagi
petani, sehingga kurang menarik bagi petani.
Secara umum, dalam budidaya kakao juga dihadapi masalah harga
komoditi yang tidak menentu, kondisi lahan yang semakin menurun,
serta mutlak
diperlukannya naungan dalam budidayanya. Oleh karema itu, maka pola
diversifikasi tanaman kakao merupakan peluang untuk pengembangan
kakao
dengan pemanfaatan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis seperti
pisang
sebagai penaung sementara, dan kelapa sebagai penaung tetap, serta
jati.
sengon, atau tanaman lainnya sebagai tanaman tepi blok kebun.

KESESUAIAN LAHAN DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
Untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, tanaman kakao
menghendaki lahan yang sesuai, yang mempunyai keadaan iklim dan
keadaan
tanah tertentu
Keadaan iklim yang sesuai untuk tanaman kakao, antara lain :
- Curah hujan cukup dan terdistribusi merata, dengan jumah curah
hujan 1500-
2500 mm/th, dengan bulan kering tidak lebih dari 3 bulan.
- Suhu rata-rata antara 15 – 30 C, dengan suhu optimum 25,5 C
- Fluktuasi suhu harian tidak lebih dari 9 C
- Tidak ada angin bertiup kencang
Keadaan tanah yang dikehendaki tanaman kakao antara lain :
- Solum tanah dalam (>150 cm)
- Tekstur dan struktur tanah baik, sehingga tanah mempunyai daya
menahan
air, aerasi, dan drainase yang baik
- pH tanah antara 6 - 7
- Kandungan bahan organik tidak kurang dari 3%
- Kandungan unsur hara cukup tinggi
Dengan peninjauan dan survei langsung di lapangan akan dapat
diperoleh
data primer maupun data sekunder mengenai keadaan iklim dan tanah
untuk
lahan daerah dimaksud.
Berdasarkan data-data keadaan kondisi iklim dan tanah, tingkat
kesesuaian lahan untuk suatu tanaman dapat dievaluasi dan
diklasifikasikan
dalam katagori sesuai (S) atau tidak sesuai (N). Lahan yang sesuai
dapat
dibedakan menjadi S1 (sesuai), S2 (cukup sesuai), dan S3 (kurang
sesuai).

PERSIAPAN LAHAN DAN NAUNGAN
Persiapan lahan dan naungan sebaiknya sudah dilakukan satu tahun
sebelum tanaman kakao ditanam, sehingga pada saat bibit kakao
ditanam,
tanaman penaung di lapangan sudah tumbuh dengan baik dan siap
berfungsi
sebagai penaung kakao.
Untuk tanaman penaung, biasanya digunakan Moghania macrophyla
sebagai tanaman penaung sementara, dan tanaman Gamal (Gliricidia sp)
atau
Lamtoro (Leucaena sp) sebagai tanaman penaung tetap. Di samping itu
dapat
pula digunakan tanaman-tanaman produktif seperti pisang sebagai
penaung
sementara, kelapa sebagai tanaman penaung tetap, ataupun tanaman
lainnya.
Moghania macrophylla
Sebagai tanaman penaung sementara, Moghania macrophylla ditanam
satu tahun sebelum tanam kakao, dengan menggunakan benih sekitar 20-
30
kg/ha, dan ditanam sebagai barisan arah utara-selatan dengan jarak
antar
barisan sesuai dengan jarak tanam kakao (misalnya 3 m). Diharapkan
pada saat
tanam kakao, barisan Moghania sudah mencapai tinggi sekitar 2,5 m
dan sinar
matahari yang masuk lorong tempat tanaman kakao ditanam pada jam
11.00 –
13.00.

Tanaman Moghania macrophylla dapat disiwing sehingga lorong menjadi
lebih longgar. Setiap tahun pada awal musim hujan dapat dipotong
sampai
ketinggian 10 cm dari permukaan tanah. Pada saat tanaman kakao
berumur 4
tahun atau pada saat tajuk kakao sudah saling menutup, tanaman
penaung
sementara Moghania macrophylla ini didongkel seluruhnya.
Gamal (Gliricidia sp) atau Lamtoro (Leucaena sp)
Sebagai tanaman penaung tetap, Gamal (Gliricidia sp) atau Lamtoro
(Leucaena sp) ditanam bersamaan dengan saat tanam naungan sementara,
yaitu satu tahun sebelum tanam kakao. Bahan tanaman Gamal
(Gliricidia sp)
berupa stek panjang 1,5 m dan diameter sekitar 5 cm, sedangkan
Lamtoro
(Leucaena sp) berupa cangkokan dengan panjang sekitar 1 m.
Pada awalnya tanaman penaung tetap ditanam dengan jarak sesuai
dengan jarak tanam kakao (misalnya 3x3 m), dan selanjutnya
populasinya
dikurangi secara sistematis dan bertahap, yaitu pada saat tanaman
kakao
berumur 4 tahun didongkel 25%, dan pada saat kakao berumur 5 tahun
didongkel lagi 25%.
Populasi tanaman penaung tetap Gamal atau Lamtoro tersebut
selanjutnya dipertahankan sekitar 500-600 ph/ha untuk daerah bertipe
curah
hujan C-D, dan sekitar 200-300 ph/ha untuk daerah bertipe curah
hujan A-B.
Berdasar populasi tersebut, selanjutnya pada awal musim hujan
sebanyak 50%
ditokok berselang-seling, dan 50% sisanya ditokok pada awal musim
hujan
berikutnya.

PEMANFAATAN TANAMAN LAIN SEBAGAI PENAUNG
Tanaman-tanaman produktif dan mempunyai nilai ekonomis, yang
mempunyai tajuk lebih tinggi daripada tanaman kakao, mempunyai
kesamaan
persyaratan lahan dengan tanaman kakao, serta tidak bersifat
kontradiktif
dengan tanaman kakao, dapat dimafaatkan untuk tanaman penaung kakao.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan tanaman bernilai
ekonomis tersebut adalah pengaturan tata tanam agar persaingan
antara
tanaman kakao dengan tanaman penaung tersebut diusahakan seminimal-
minimalnya, namun tanaman tersebut dapat.memberikan naungan yang
cukup
untuk tanaman kakao
Pisang (Musa paradisiaca)
Tanaman pisang dapat dimanfatkan sebagai tanaman penaung
sementara dalam budidaya kakao. Tanaman pisang dapat ditanam dengan
jarak
tanam 6x3 m, sehingga di dalam lorong tanaman pisang arah utara-
selatan
dapat ditanam 2 baris tanaman kakao dengan jarak tanam 3x3 m.
Sebagai tanaman penaung sementara, tanaman pisang dapat ditanam 6-
12 bulan sebelum tanam kakao. Selanjutnya rumpun pisang dapat diatur
dengan
memelihara 2-3 anakan saja. Tanaman pisang dapat dipelihara sampai
tahun ke
4 atau sesuai dengan keperluan dengan tetap memperhatikan tingkat
penaungannya untuk tanaman kakao. Tata tanam kakao dengan pisang
sebagai
tanaman penaung sementara dapat digambarkan sebagai berikut :

x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
x o o x o o x o o x o o x o o x
o o o o o o o o o o
x o o x o o x o o x o o x o o x
Keterangan
- Jarak tanam kakao 3 x 3 m (1100 ph/ha)
- Jarak tanam kelapa 6 x 3 m (550 ph/ha)
Barisan arah utara-selatan
Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa dapat digunakan sebagai tanaman penaung tetap untuk
tanaman kakao. Dalam hal ini harus diatur agar persaingan minimal.
Sebaran
akar kakao terbanyak sampai radius 1 m dan sebaran akar kelapa
terbanyak
sampai radius 2 m, oleh karena itu perlu dibuat tatatanam dengan
jarak antara
kakao dan kelapa minimal 3 m. Dengan jarak tanam kelapa 10x10 m dan
jarak
tanam kakao 4x2 m dalam gawangan kelapa utara-selatan, maka dapat
diperoleh pertanaman dengan populasi tanaman yang cukup yaitu
tanaman
kakao 1000 ph/ha dan kelapa 100 ph/ha.
Sebagai penaung tanaman kakao, fungsi penaungan tanaman kelapa
dapat diatur dengan melakukan siwingan (pangkasan) pelepah bila
penaungannya terlalu gelap, terutama pada musim hujan. Demikian pula
pada
tanaman kelapa yang sudah cukup tua dan tinggi, apabila penaungannya
kurang
dapat ditambah tanaman penaung lain misalnya dengan lamtoro yang
ditanam di
diagonal tanaman kelapa.

Tata tanam dalam penggunaan kelapa sebagai penaung kakao dapat
disusun sebagaimana gambar berikut
X o o X o o X o o X o o X
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
X o o X o o X o o X o o X
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
o o o o o o o o
X o o X o o X o o X o o X
Keterangan
- Jarak tanam kakao 4x2 m (1000 ph/ha)
- Jarak tanam kelapa 10x10 m (100 ph/ha)
- Jarak kakao-kelapa 3 m
Tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya
Tanaman kayu-kayuan atau tanaman lain yang mempunyai nilai ekonomis
juga dapat dimanfaatkan sebagai penaung, tanaman sela, ataupun
tanaman tepi
dalam budidaya kakao.
Tanaman Jati (Tectona grandis) dan Sengon (Albisia falcata) dapat
dimanfaatkan sebagai tanaman tepi kebun ataupun tanaman sela pada
pertanaman kakao. Pada pertanaman kakao tersebut tetap dimanfaatkan
penaung Lamtoro atau Gamal, sedangkan Jati dan Sengon ditanam dalam
barisan dua baris (double row) 3 x 2 m dengan jarak antar barisan
jati atau
sengon 24 - 30 m. Dengan tatatanam demikian terbentuk lorong
diantara
tanaman jati atau sengon, yang dapat ditanami tanama kakao 3x3 m
Dalam hal ini jati, sengon atau tanaman kayu-kayuan yang lain dapat
difungsikan sebagai tanaman penaung dan atau tanaman pematah angin.

x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
x x o o . o o + + o o . o o x x o o . o o + +
Keterangan
- Jarak tanam kakao (3 x 3) m
- Jarak tanam Jati (3 x 2) m x 24-30 m
- Jarak tanam Sengon (3 x 2) m x 24-30 m

Tanaman Kopi

Kopi Arabika
Untuk keperluan budidaya kopi Arabika biasanya dilakukan dengan cara membuat bibit generatif (bibit semai), dan kopi Arabika tidak memerlukan cara vegetatif, kecuali untuk kebutuhan penelitian.

Kopi Robusta
Sedangkan kopi robusta budidayanya biasa dilakukan secara dengan cara mengembangkan bibit vegetatif yaitu bibit cangkokan, sambungan, okulasi dan stek. Bibit yang diperoleh dari pihak lain, sebaiknya tidak langsung ditanam agar bibit tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Pemupukan

Pupuk yang digunakan pada umumnya harus mengandung unsur-unsur Nitrogen, Phospat dan Kalium dalam jumlah yang cukup banyak dan unsur-unsur mikro lainnya yang diberikan dalam jumlah kecil. Ketiga jenis tersebut di pasaran dijual sebagai pupuk Urea atau Za (Sumber N), Triple Super Phospat (TSP) dan KCl. Selain penggunaan pupuk tunggal, di pasaran juga tersedia penggunaan pupuk majemuk. Pupuk tersebut berbentuk tablet atau briket di dalamnya, selain mengandung unsur NPK, juga unsur-unsur mikro. Selain pupuk an organik tersebut, tanaman kopi sebaiknya juga dipupuk dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos.

Pemberian pupuk buatan dilakukan 2 kali per tahun yaitu pada awal dan akhir musim hujan, dengan meletakkan pupuk tersebut di dalam tanah (sekitar 10 - 20 cm dari permukaan tanah) dan disebarkan di sekeliling tanaman. Adapun pemberian pupuk kandang hanya dilaku

POTENSI Kab. MAMASA